Rabu, 15 Oktober 2008

TUGAS FISIOLOGI HEWAN 3

1. Sistem pencernaan pada mamalia
Sistem pencernaan
atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

Alat Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah:

Mulut Þ

Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin).

Lambung Þ

Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya.

Renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan Kasein (sejenis protein) dalam susu.

Fungsi HCI Lambung :

1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.

Usus Þ

Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.

Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus makanan diabsorbsi. Usus memperluas bidang penyerapan dengan melakukan jonjot usus (Villi).

Dalam usus besar (Kolon), air direabsorbsi serta sissa makanan dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (Proses Defekasi).

Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata

sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.

2. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.

Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.

a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing

tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

b. Sistem Pencernaan Pada Serangga

gambar:Pencernaanbelalang.jpg
gambar:Pencernaanbelalang.jpg


Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus.
Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.


a. Sistem Pencernaan Pada Ikan

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.

b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi



sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

1. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2. esofagus; berupa saluran pendek,
3. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna
Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

c. Sistem Pencernaan Pada Reptil


Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi
menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
2) esofagus (kerongkongan),
3) ventrikulus(lambung),
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

d. Sistem Pencernaan Pada Burung

Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
4) lambung terdiri atas:
- Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.

gambar:Sistem pencernaan ruminansia.jpg
gambar:Sistem pencernaan ruminansia.jpg

Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya,
kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.



Selasa, 16 September 2008

Tugas Fisiologi I

Hubungan Fisiologi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

      1. Mengapa Fisiologi selalu dikaitkan dengan Anatomi, Fisika, dan Kimia?

Jawab:

a. Fisiologi merupakan kajian ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi berbagai bagian dari system organ yang saling berkoordinasi serta mekanisme bagaimana system tersebut bekerja dalam tubuh mahluk hidup. Sehingga jelaslah Fisiologi selalu dikaitkan dengan Anatomi sebab dalam Anatomi dipelajari tentang struktur, bentuk dan macam-macam organ mahluk hidup yang berpengaruh terhadap mekanisme proses yang akan dilakukan organ tersebut. Misalnya; bentuk dan susunan tangan dan kaki manusia yang selaras sehingga memudahkan manusia bergerak, berjalan, dan lain-lain.

b. Kaitan Fisiologi dengan Kimia yaitu untuk menjalankan berbagai fungsi dan proses kerja didalam tubuh diperlukan proses metabolisme yang merupakan reaksi-reaksi kimia didalamnya hingga menghasilkan energi untuk menjalankan berbagai sistem fungsi tersebut.

c. Kaitan Fisiologi dengan Fisika adalah dalam menjalankan koordinasi antar bagian organ Ilmu Fisika sangat berkaitan erat diantaranya dapat kita lihat pada system peredaran darah dimana terdapat perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik yang menyebabkan darah keluar dan mengalir. Perbandingan kecepatan darah mengalir dalam arteri dan kapiler dapat dijelaskan melalui suatu Hukum Kontinuitas yaitu luas penampang dan jumlah pembuluh yang dilalui darah amat berpengaruh terhadap kecepatan aliran darah serta masih banyak lagi kajian Fisika yang mendukung penjelasan proses kerja dari organ-organ tubuh.

2. Bagaimana hubungan Fisiologi dengan Ekologi dan Genetika?
Jawab:

a. Hubungan Fisiologi dengan Ekologi yaitu mekanisme dan fungsi kerja organ-organ tubuh sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana kita berada. Misalnya; pada suhu dingin, tubuh kita akan mengekskresikan urin secara berlebih dibandingkan dengan keringat. Maka tubuh kita beradaptasi terhadap lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup atau melindungi diri.

b. Hubungan Fisiologi dengan Genetika adalah pewarisan sifat berupa materi genetic dari induk kepada filialnya juga berpengaruh terhadap kerja fungsi faal tubuh yang memiliki kekhasan yang berbeda dari individu lain karena pewarisan sifat tadi, misalnya koordinasi dalam gerak dan tingkah laku menjadikan si A pemalu dan gemulai seperti ibunya sedangkan si B cekatan atau energik seperti ayahnya.

Informasi Mengenai Sel Hewan

Sel merupakan satuan unit terkecil secara structural dan fungsional yang menyusun tubuh mahluk hidup. Kata "sel" itu sendiri berasal dari kata Latin; cella dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong atau ruangan kecil", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma. Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel, sedang Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).

Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan। Sel manusia berdiameter 10 - 20 μM.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)

Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein - Lipid - Protein  Trilaminer Layer. Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. 2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.


c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

h. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

i. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

j. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)
Merupakan pusat pengatur berbagai aktifitas sel.
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selaput Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :

Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.


c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

h. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

i. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

j. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)
Merupakan pusat pengatur berbagai aktifitas sel.
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selaput Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :

Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti)।


Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Hewan

Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang hidup. Dalam hal ini adalah kaitannya dalam kehidupan sel hewan.

Pertumbuhan: merupakan proses pertambahan ukuran (volume, massa, atau dimensi tertentu) yang berlangsung di dalam organisme, misalnya tanaman kecil menjadi tanaman yang besar.

Perkembangan: merupakan suksesi dari perubahan yang berlangsung di dalam organisme, misalnya sel telur yang dibuahi berkembang menjadi tanaman atau hewan dewasa.

1. Siklus sel

Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.Sel adalah unsur terkecil yang menyusun suatu organisme. Dalam perjalanan hidupnya, sel tidaklah statis, namun ia senantiasa melakukan kegiatan memperbayak diri Dalam konteks perkembangbiakan pembelahan sel bertujuan agar reproduksi dan embriyogenesis dapat berkelanjutan. Sel induk gamet (gametogonium) harus terlebih dahulu berploriferasi, setelah itu gametosit mengalami pembelahan reduksi. Bila pembuahan terjadi, maka embriogenesis terjadi, yang pada prinsipnya berlangsung dengan cara perbanyakan satu sel zygot menjadi ribuan sampai milyaran sel.


Peristiwa tersebut selalu terulang dalam perjalanan hidupnya dan membentuk sebuah siklus yang dinamakan Siklus Sel. Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme hidup sangatlah bergantung pada pertumbuhan dan perbanyakan sel itu sendiri.

Fase pada siklus sel
  1. Fase S (sintesis)

Tahap terjadinya replikasi DNA dimana periode S adalah periode aktif mensintesa DNA anak yang disebut replikasi. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur pada akhirnya terjadi penggandaan kromatin.

  1. Fase M (mitosis)

Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pembelahan sel menampakkan keaktifan mitosis dan sitokinesis sebagai perubahan yang terus-menerus. Mitosis memiliki beberapa fase antara lain: profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis berasal dari kata mitos yang berarti benang, disebut demikian karena dalam prosesnya terbentuk benang-benang kromosom dalam inti. Pembelahan semacam ini terjadi pada seluruh jaringan tubuh, baik jaringan somatic (vegetatif) maupun jaringan germinatif (generatif). Dalam mitosis, karyotipe yang 2 N (diploid) pada sel induk akan tetap 2 N pada sel anak. Mitosis terjadi pada sel jaringan yang selalu bersifat muda dan mampu membelah diri terus menerus. Pembelahan (mitosis), memiliki 4 fase yaitu:
a. Profase (fase awal)
Pada periode ini terjadi perubahan pada nucleus dan sitoplasma. Pada nucleus, nukleuli menghilang. Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama, dan kemudian bergabung pada sentromer. Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur di antara dua sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua sentrosom.

b. Prometafase
Selama prometafase membrane inti terpotong-potong. Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan kromosom yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, yang meluas dari setiap kutub kea rah ekuator sel. Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada daerah sentromer. Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-kinetokor. Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain, mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa menambat pada kromosom.

c. Metafase
Sentrosom berada pada kedua kutub sel yang berlawanan. Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang mempunyai jarak yang sama antara spindle kedua kutub. Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu sama lain pada bidang metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul-kinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk. (Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat gelendong tersebut lewat sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator hingga kromosom terletak pada satu bidang datar)

d. Anafase (fase kembalinya kromosom ke kutub bersebrangan.)
Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom. Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan. Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer. Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anafase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.

e. Telofase (fase akhir. Pada fase ini sel induk menjadi dua sel anak.)
Pada fase telofase, mikrotubul nonkinetokor selalu memanjang dan anak inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun. Membrane inti terbentuk dari potongan-potongan membrane inti sel induk dan bagian lain dari system endomembran. Pada fase profase dan prometafase selanjutnya nucleoli nampak kembali dan serabut kromatin dari masing-masing kromosom menjadi kurang erat memilin. Mitosis merupakan pembelahan dari satu inti menjadi dua inti yang secara genetic sama.

Sitokinesis
Sitokinesis terjadi setelah pembelahan karyokinesis selesai. Kemudian disusul pembentukan sitoplasma bagi tiap inti baru.

  1. Fase G (gap)

Tahap pertumbuhan bagi sel.

    1. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
    2. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
    3. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.

Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase. Selain mitosis terdapat juga meiosis, yaitu bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual organisme. Meiosis terjadi pada organisme ekuariot, yang selnya mengandung jumlah kromosom diploid. Dioploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada salah satu kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama ( atau termodifikasi) pada kromosom kedua didalam inti. Kedua kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog. Sel diploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46 kromosom dari zigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sel telur yang masing-masing gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan homolognya. Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu:
1. Meiosis pertama (I)
2. Meiosis kedua (II).

Masing-masing tahapan meiosis memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.
1. Meiosis I
a. Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase, dimana setiap kromosom mengalami proses replikasi. Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis. Untuk setiap kromosom, stiap kromatid ( anak) menyerupai sifat genetik yang sama menambat pada sntromer. Ada sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami replikasi untuk membentuk dua pasang.

b. Profase I
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.
1) Leptoten
Kromatin terpilin menjadi kromosom. Terdapat 2 pasang kromosom homolog
2) Zigoten
Kromosom homolog mengandeng; sebelah berasal dari kromosom induk (kromosom matroklin) dan sebelah lain dari kromosom bapak (kromosom patroklin). Dibeberapa tempat terjadi persilangan (chiasma; jamak: chiasmata)

3) Pakiten
Kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya, dari pangkal ke ujung terbentuk tetrade.
4) Diploten
Setiap kromosom membelah longitudinal membentuk dua kromatid, sentromer masih satu terjadi chiasmata pada beberapa tempat natara kromatid homolog; dari chiasmata timbul crossing over.


5) Diakinesis
Kromosam (kromatid) mencapai pilinan maksimal, sehingga mencapai besar maksimal pula. Kromosom homolog merenggang, nukleus menghilang, selapu inti hancur, sentriol menganda dan setiap pasang menuju kutub berseberangan.

c. Metafase I
Selapu inti menghilang, serat gelondong terbentuk anatara kedua pasang sentriol, yang terdiri dari: mikrotubuli dan mikrofilia. Kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke bidang ekuator.

d. Anafase I
Sel memanjang dari kutub ke kutub. Kromosom homolog berpisah ke kutub berseberangan dan kromatid belum terbentuk.

e. Telofase I
Selaput inti terbentuk kembali. Sepasang sentriol berada dipinggir luar selaput. Cytokinesis terjadi, sehingga sel induk menjadi sel anak. Gametosit I pada akhir meiosis I menjadi gametosit II.

2. Meiosis II
a. Profase II
Masanya pendek sekali. Selaput inti hilang. Sentriol mengganda dan menuju ke kutub berseberangan inti. Kromatid disetiap kromosom belum terpia=sah. Sentromer masih satu.
b. Metafase II
Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol. Kromosom (sepasang kromatid) yang menggatung pada serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang equator.

c. Anafase II
Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong. Sentromer pada setiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara lepas. Kromatid berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.

d. Telofase II
Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas, menjadi jala halus: kromatin. Selaput inti terbentuk kembali. Nucleolus muncul, melekat pada kromatin. Terjadi sitokinesis, sehingga dari dua gametaosit II terbentuk 4 gametid. Gametid mengandung kromosom separuh dari sel induk, dari 2N pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.
Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah menjadi gamet, yakni sel benih matang. Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:
1. Separuh dari bahan gametogonium
2. Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada profase I

2. Regenerasi dan diferensiasi sel

Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.

Definisi

Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.

Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.

Empat proses esensial pengkonstruksian embrio

Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.

Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:

1. Proliferasi sel; menghasilkan banyak sel dari satu sel

2. Spesialisasi sel; menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda

3. Interaksi sel; mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya

Pergerakan sel

menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ. Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.

DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Nirwana. Dkk. - .Biologi Kedokteran Biologi Reproduksi & Embryology. Jakarta: Departemen Biologi Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta.

Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: JICA "http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_hewan"

Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular Biology of The Cell. New York and London: Garland Science NCBI Books

Minggu, 13 Juli 2008

TUGAS KULIAH HASIL EVALUASI BELAJAR

I. Bagaimana menskor tes dengan bentuk soal yang berbeda?
Jumlah soal = 50
45 soal bentuk PG (no. 1 – 45)
5 soal bentuk uraian (no. 46-50)
Soal no.1-25 bobotnya 1 Si A benar 20
Soal no.26-45 bobotnya 2 si A benar 15
Setiap soal Uraian bobotnya 3 si A benar 3

Berapa skor si A ?
Berapa nilai si A ?

Jawab: Skor A: (20x1)+(15x2)+(3x3) X 100
-----------------
(25x1)+(20x2)+(5x3)

= 20+30+9 X 100
---------
25+40+15

= 5900
------
80
= 73,75
Nilai si A harus distandarkan dengan KKM, jika memenuhi berarti nilai si A adalah kompeten yaitu 73,75.

II. Membuat Soal PG
1.Buatlah satu butir soal pilihan ganda dengan aspek “menciptakan”.
2. Buatlah satu butir soal pilihan ganda dengan aspek “analisis”.
GUNAKAN KATA KERJA SERTA KAIDAH YANG TELAH DIPELAJARI

Jawab:
1. KD: Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan.
Indikator: Siswa mampu membuat kunci identifikasi dari filum Arthropoda hingga tingkatan kelas.

Soal: Tentukanlah kunci Identifikasi yang tepat untuk kelas crustaceae (udang-udangan) di bawah ini!

1a.Hewan vertebrata...........12
1b.Hewan avertebrata .........2
2a.Berselom(memiliki rongga tubuh).......3
2b.Tidak berselom ...........10
3a.Selom sejati..............4
3b.Selom semu................9
4a.Berkaki banyak............8
4b.Berkaki sedikit...........5
5a.Eksoskeleton keras........6
5b.Eksoskeleton lunak........7
Pilihan yang menunjukkan ciri-ciri kelas crustaceae adalah.....
a.1b,2a,3a,4a
b.1b,2a,3a,4b,5b
c.1b,2a,3b,9
d.1b,2a,3a,4b,5a
e.1b,2a,3b,4b,5b

2. KD: Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah.
Indikator: Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab pencemaran air.

Soal: Di bawah ini merupakan jenis limbah di perairan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia, yaitu….

a.Sampah dan deterjen hasil buangan rumah tangga.
b.Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan hingga mencemari sungai.
c.Air laut yang tercemar hasil buangan logam-logam berat industri.
d.Pengcemaran akibat penggunaan pestisida, DDT, dan fungisida.
e.Kebocoran minyak dari kapal tenker di sekitar pelabuhan.

Senin, 30 Juni 2008

LATIHAN MEMBUAT SILABUS (Pengembangan KD)

Nama sekolah:
Kelas/Semester:
Mata pelajaran:
Standar Kompetensi:

I. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan objek dan persoalan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma).

II. Indikator:
2.1 Siswa mampu menjelaskan tentang sel dan peranannya dalam tubuh mahluk hidup.
2.2 Siswa mampu menguraikan keterkaitan antara sel, jaringan, dan organ hingga membentuk suatu individu.
2.3 Siswa mampu menunjukkan dan memberi contoh suatu bentuk ekosistem.
2.4 Siswa mampu menceritakan aliran energi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Siswa mampu menunjukkan adanya suatu daur biogeokimia dengan melihat pada perubahan lingkungan alam.

III. MateriPembelajaran:
3.1 Pengertian sel dan peranannya.
3.2 Hubungan sel, jaringan, dan organ dalam struktur hewan vertebrata
3.3 Interaksi antara individu dengan lingkungannya; antar individu dan populasi, dan komponen biotic-abiotik.
3.4 Konsep aliran energi dari tingkat sederhana (rantai makanan) hingga jaring-jaring makanan yang kompleks.
3.5 Siklus pertukaran dan perubahan komponen biosfer dan non biosfer (daur biogeokimia).

IV. Pengalaman
Belajar:
4.1 Siswa melakukan pengamatan melalui mikroskop kemudian dilanjutkan dengan diskusi.
4.2 Siswa mencari informasi dan melakukan pengamatan terhadap objek biologi di lingkungan sekitar, guru menambahkan melalui penjelasan disertai gambar yang mendukung.
4.3 Siswa melakukan observasi ke luar;mengamati,mencatat hal-hal yang diamati,dan menyajikannya dalam bentuk laporan.
4.4 Siswa melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar,mencari informasi serta menyajikannya dalam bentuk presentasi kelompok.
4.5 Siswa mencari informasi dan mengamati perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya (daur air, daur karbon, global warming..)dilanjutkan dengan diskusi disertai media yang mendukung.

V. Sumber
/bahan/alat:
5.1 mikroskop, preparat daun, preparat awetan,misal;selkulit,tulang, dll.
5.2 Artikel, buku, infokus/OHP
5.3 Form/data yang harus diisi setelah melakukan pengamatan, buku, laporan.
5.4 Buku, media, poster, dsb.
5.5 Bahan diskusi/studi kasus yang dibuat guru,infokus/OHP atau poster/gambar yang mendukung.

Senin, 16 Juni 2008

energi alternatif pengganti BBM

Berkaitan dengan mahal dan langkanya BBM,maka sangat diperlukan sekalinya,beberapa hal yang saya ketahui mengenaienergi alternatif pengganti BBM, diantaranya:
a.Energi yang berasal dari potnsi limbah biomassa kelapa sawit
dimana pemanfaatannya melalui produk sampingan sawit, seperti pengolahan tandan
buah segar, cangkang, kulit, dan energi panas yang dihasilkan.sumber;Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2001; ZREU, 2000
b.Energi Fuel Cell yang berbahan bakar hidrogen yang tengah dikembangkan oleh FCI
bekerjasama dengan beberapa PTN dan lembaga terkait seperti ITB,UI,BATAN,PLN,LEMIGAS,dll.
c.Bioetanol dan biodesel hasil pengolahan beberapa tanaman di Indonesia, seperti
jarak pagar,kapuk,jagung,ketela,dsb.
d.Biogas dari kotoran sapi(tinja)seperti teknologi yang diterapkan diKabupaten Malang,kepenjen.
e.Sumber energi arus yang berasal dari laut, seperti energi gelombang, pasang surut air laut atau ocean thermal energy conversion/OTEC
f. Batu bara cair dan Gas Metana Batubara (Coalbed Methane/CBM)yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
g.Kulit Pisang Rangpasisia yang dikutip dari Zulmasri bloggers dari leptop si Unyil yang bisa menghasilkan energi besar jika diteliti lebih lanjut.
h.Pengolahan dan pemanfaatan gas hidrat arang, sumber:Natural Gas Hydrates in
Nankai Trough, Hydrate Ridge and Mackenzie Delta, Doctoral Thesis.
*Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Peneliti ISTECS
dihrapkan semua energi alternatif ini dapat dikembangkan lebih lanjut guna mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Senin, 21 April 2008

STRATEGI PEMBELAJARAN IPA (BIOLOGI) BAGI SISWA SLTA TAHUN PELAJARAN 2004/2005 DI SMAN 3 DEPOK SUATU HASIL PENGAMATAN EMPIRIK BELAJAR IPA (BIOLOGI)

Belajar biologi di SMA yang saya rasakan waktu itu lebih menekankan pada penguasaan konsep dan sangat kurang diimbangi dengan aplikasinya,seperti praktikum,serta cenderung menerapkan akademik skillnya saja. Mungkin hal tersebut salah satu dampak masih diadopsinya kurikulum '94 yang menekankan pada penguasaan isi materi,siswa dijadikan objek, pelayanan bersifat seragam,dan mengutamakan unsur kognitif serta kurang memperhatikan unsur afektif dan psikomotorik. Sehingga outputnya dirasa memiliki kemampuan terbatas dan kalah saing dengan kemajuan IPTEK.

Strategi pembelajaran yang saya rasakan di SMA dengan apa yang telah didapat saat ini sangat berbeda. Strategi pembelajaran dulu menekankan pada penguasaan isi materi dan aspek kognitif saja. Seiring dengan perkembangan IPTEK terutama di bidang pendidikan,strategi pembelajaran saat ini berusaha menyeimbangkan antara aspek kognitif,afektif dan psikomotorik. Dengan metode yang variatif dan inovatif,meskipun dalam pelaksanaannya belum optimal. Life skill yang dikembangkan tidak hanya akademik,tapi juga thinking,social dan personal skill. Metode pengajaran tidak melulu ceramah dari guru,kita juga mengenal simulasi,studi kasus,kuis,demonstrasi,dan lain-lain yang mendorong anak tidak bosan,tapi nyaman dan menyenangkan,misalnya dapat disisipkan metode Quantum Learning, pengenalan NLP,dan lain-lain.Sehingga dengan upaya saat ini siswa diharapkan sebagai subjek,guru hanyalah fasilitator dan akhirnya siswa mampu mengembangkan potensi dan kreatifitasnya guna bersaing mengejar ketertinggalan terutama dalam kemajuan IPTEK.